Batik Lasem
Lasem adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah dan terkenal dengan produksi batik. Daerah ini memiliki banyak penghasil batik terbaik di Jawa dengan ciri khas batik pesisir yang indah melalui pewarnaan yang berani. Dalam buku Lasem Kota Tiongkok Kecil karya M. Azis, Lasem disebut juga Tiongkok Kecil atau La Petite Chine dalam bahasa Perancis. Sebab, Lasem adalah daerah pertama yang dikunjungi oleh Tiongkok di pantai utara Jawa. Dalam sebuah artikel berjudul Aktualisasi Nilai Cina Dalam Batik Lasem oleh Rizali dan Sudardi, pada masa Kerajaan Hindu Majapahit abad 13-14 M, batik digunakan sebagai benda magis untuk sarana mistik. Pola hias batik digunakan untuk kepentingan keagamaan bersifat simbolis dan bermakna sakral, seperti ragam hias Kawung, Bunga Padma Ceplok, Kalacakra atau Nitik Ceplok, Sayap Garuda (Lar, Sidomukti), Gringsing (Urna) dan Parang yang hanya digunakan oleh Raja dan anggota kerajaan.
Sejarah Batik Lasem Dalam buku Batik.
Warisan Adiluhung Nusantara, Musman Asti dan Ambar B. Arini menjelaskan bahwa batik Lasem merupakan salah satu jenis batik pesisiran yang memiliki ciri khas tersendiri. Kekhasan tersebut merupakan hasil dari akulturasi dari budaya Tiongkok dan Jawa. Orang-orang Tiongkok pada awalnya banyak menetap di pesisir utara pulau Jawa. Hal tersebut terjadi karena pelabuhan-pelabuhan besar pulau Jawa semuanya terletak di sepanjang pantai utara Jawa. Tetapi, sebelum akulturasi dengan Tiongkok, batik Lasem bermula pada masa kepemimpinan Bhre Lasem I (1350-1375). Dalam buku Alkuturasi Lintas Zaman di Lasem: Perspektif Sejarah dan Budaya (Kurun Niaga-Sekarang), Nurhajarini menerangkan, pada masa itu batik sudah menjadi pakaian bangsawan di wilayah Lasem.
Motif Batik Lasem
Motif batik Lasem memiliki ciri khas tersendiri, ada yang berasal dari warga Lasem asli, ada pula yang berasal dari akulturasi budaya Tiongkok. Dalam skripsi karya Reni Agustin berjudul Industri Batik lasem di Lasem, Rembang, Jawa Tengah, Tahun 1970 -1990, beberapa motif batik Lasem dijelaskan sebagai berikut. Latohan Motif Latohan memiliki bentuk seperti bunga dengan bulatan-bulatan kecil. Latohan diambil dari nama Latoh yang merupakan salah satu jenis tanaman laut yang sering fikonsumsi oleh masyarakat Lasem Watu pecah (Watu Kricak) Watu pecah atau disebut juga watu kricak melambangkan bentuk pecahan batu dan kerikil. Terdapat pula motif seperti tanah retak yang melambangkan tanah Lasem yang kering. Watu pecah merupakan motif yang terinspirasi oleh pekerja paksa zaman pemerintahan Daendels. Gunung ringgit Gunung ringgit memiliki gambaran yang menyerupai gunungan dalam pewayangan Kupu - kupu Motif ini merupakan lambang dari cinta kasih dimana masyarakat Tionghoa adalah orang-orang yang selalu menyebarkan sikap cinta kasih. Kilin Motif kilin melambangkan kebijaksanaan Naga (Liong) Motif ini memiliki makna keagungan. Lambang naga sering digunakan sebagai simbol kerajaan Tiongkok yang berarti keagungan. Burung Hong (Phoenix) Burung Hong adalah simbol kebaikan dan dipercaya oleh masyarakat Tionghoa sebagai burung dewa. Kelelawar Dalam masyarakat Tionghoa, kelelawar erat kaitannya dengan lambang panjang umur. Sampe’s Engthai Motif ini menggambarkan sepasang kekasih yang jatuh cinta dan menjadi cerita rakyat Tionghoa. Batik Lasem dirayakan dalam acara tahunan yaitu Lasem Batik Carnival atau Karnaval Batik Lasem yang diadakan oleh pemerintah Kecamatan Lasem. Partisipan dalam karnival mengenakan batik Lasem sebagai bahan utama pembuatan kostum. Dapat dipahami bahwa batik Lasem merupakan warisan budaya yang dilindungi serta mengandung makna dan sejarah yang kompleks. Peran Tiongkok juga dapat dilihat dari motif batik Lasem. Membeli batik Lasem dapat membantu perajin batik untuk terus melestarikan karya mereka serta membantu perekonomian bangsa.
Sumber:(https://katadata.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar